Rabu, 27 Januari 2010

Profil Ulama


















GURU YANG MULIA PROF.DR.KH.AHMAD SYARWANI ZUHRI

oleh : Ahmad Muslim Safwan




KH. Ahmad Syarwani Zuhri dilahirkan di desa Sungai Gampa Marabahan Kecamatan Rantau Badauh,Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, kurang lebih 40 km dari kota Banjarmasin, Propinsi Kalimantan Selatan, pada tanggal 08 Agustus 1950, dari pasangan Haji Zuhri bin Haji Acil dan Hajah Marwiyah binti Haji Khalil, Haji Zuhri adalah seorang petani biasa yang bersih dan Wara' billah. Ia lahir dalam lingkungan adat keluarga yang sangat fanatik.
Bermula KH. Ahmad Syarwani kecil dimasukkan ke sekolah agama Islam tingkat Ibtidaiyah dan kemudian Tsanawiyah di Madrasah Sulam 'Ulum di desa Sungai Gampa ( tahun 1959 1961) dan telah berhasil menamatkannya, dibawah asuhan dan bimbingan yang mulia KH. Muhammad Marzuki Musthafa.
Kemudian ia melanjutkan ketingkat 'Aliyah di Pondok Pesantren Darussalam di Martapura Kalimantan Selatan (tahun 1962 1970) juga telah berhasil menyelesaikannya, pada masa itu dibawah asuhan Guru Tuha yaitu yang mulia KH. Abdul Qadir Hasan dan KH. Ahmad Sya'rani Arif ( Muhaditsin Kalimantan ).
Disinilah ilmu agama yang dalam dan mulia digali sehingga dahaga akan ilmu sangat dirasakan, begitu pula atas dorongan orang tua dan para guru-guru agama maka dengan izin Allah SWT, ia melanjutkan pula menimba ilmu ke pulau Jawa tepatnya ke kota Bangil Pasuruan Jawa Timur pada sebuah Pondok Pesantren DATU KELAMPAIAN" (setingkat Perguruan Tinggi Islam) selama tiga tahun (1970-1973), dipondok ini ilmu digali dan ditempa, banyaklah kitab-kitab yang ditamatkan yang langsung dibawah pimpinan dan bimbingan yang mulia KH. Muhammad Syarwani Abdan Hafidz Jahullah, Pimpinan dan pendiri Pondok Pesantren tersebut.
KH. Syarwani Abdan adalah orang yang lama bermuqim di kota Mekkah Al-Mukarramah, juga beliau orang Indonesia yang pernah mengajar di Masjidil Haram, Mekkah, maka atas pengarahan dan dorongan serta do'a restu beliau, maka KH.A. Syarwani Zuhri melanjutkan pula ke luar negeri (Saudi Arabia) dan langsung bermuqim / tinggal di sana selama lebih kurang 12 tahun di Mekkah Al-Mukarramah.
Dengan perjalanan yang jauh dan waktu yang lama. Selama di Mekkah Al-Mukarramah ia sempat menimba ilmu dari tokoh tokoh Islam dunia, Ulama ulama, guru guru besar Al-Haramain (Mekkah dan Medinah). Sebagian dari mereka bisa kita sebutkan antara lain, yang mulia : Syeikhuna Sayyid Muhammad Amin Quthbi, As-Syekh Muhadditsul Al-Haramain Hasan bin Muhammad Al Masysyat (Mufti Mekkah Al-Mukarramah), As-Syekh Al-'Allamah Muhammad Yasin bin 'Isa Al Fadani Al-Makki (direktur Madrasah Ad-Diniyah Darul 'Ulum Mekkah Al Mukarramah), As-Syeikh Muhammad Nursayif Rahimahullah, Al-Habib Al-'Alim Al-Alamah Abdul Qadir bin Ahmad As-Seggaf (Wali Qutb, Jeddah), As-Syeikh Al-'Arif billah Al Habib Abu Bakar bin Abdullah Al-Habsy, As-Syeikh Al-Muhaditsul Al-Haramain Al-Habib Muhammad bin Alwi Al-Maliki Al-Hasani, As-Syeikh Isma'il bin Zein al Yamani Al-Makki, Al-Habib Al- Muhadditsul Syu'aib Abu Madyan, As-Syeikh Al-Faqih Al-'Allamah Zakariyya bin Abdullah Billa, As-Syeikh Al-Muahdits Umar Hamdan At-Tunisi.
Dikota Medinah Al-Munawarrah ia sempat pula belajar dan memperdalam ilmu kepada : As-Syeikh al Hafidz Zakariyya Kandahlawi Al-Madani, As-Syeikh Al 'Arif Billah Muhammad Afahmi Al-Madani, As-Syeikh Sayyid Muhammad Al MuntasirAl Kattani (Mufassir).
Setelah memakan waktu yang cukup lama di Mekkah dan Medinah, rupanya haus dan dahaga akan ilmu tidak puas puasnya maka berangkatlah ia mengunjungi negeri Syam (Syria, sekarang ini) untuk belajar dan berkenalan dan mengambil ijazah ilmu ilmu Tafsir dan ilmu ilmu Hadits kepada para ulama-ulama di negeri Syam (Syria), antara lain Al-Hafidhz Al-'Alim Allamah Al-Muhaddits Sayyid Muhammad Badaruddin Al-Husaini Ad-Damsyiqi, As-Syekh Al-Allamah Al Arif Billah Izzuddin Al-Ghaznawi, As-Syekh Al-Allamah Al-Mufassir Muhammad As-Syami, As-Syekh Al-'Alim Al-Allamah Muhammad An-Na bhani (pengasuh Madrasah Diniyah An-Nahdlatul Ulum Al-Halabi), As-Syekh Al-'Alim Al-Allamah Rasyid Rasyad Ad-Damsyiqi.
Dari Syam (Syiria) ia lalu pergi pula menuju Iraq dan sempat lagi memperdalam Ilmu dengan beberapa Ulama Besar di Negeri Iraq, antara lain kepada : Al-'Allamah Al-Muhaddits Al Faqir Abdul Hay An-Naisyabur, Al-Allamah Mahmud bin Ahmad Al-Bagdhadi, As-Syekh Al-Arif Billah Muhammad Bisa Ahmad As-Sayad Ar-Rifa'i, As-Syekh Al-'Allamah Al Quthbi Al-Qausil Akbar Muhammad Al-Fasi, Sayyid Ahmad bin Muhammad Mahyuddin Al Husaini.
Setelah Iraq dikunjungi, rupanya berpetualang untuk memperdalam ilmu agama Islam belum cukup di sana dan berangkat lagi menuju Magribi (Marokko, sekarang ini) dan sempat lagi menghirup ilmu dengan ulama ulama di Marokko seperti kepada: Al-Hafidhz Al-Muhaddits Sayyid Ahmad bin Siddiq Al-Ghumary, Al'Alim Al-Allamah Syekh Abdul Aziz Siddiq Al-Ghumary, As-Syekh Al-'Allamah As-Syarif Muhammad Bisa Abbas Al-Fasi Al-Hasani.
Sebelum ke Marokko ia sempat pula belajar di negeri piramida Mesir yang cukup terkenal gudangnya ilmu dan para ulama ulama, dan sempat pula berkenalan dan memperdalam ilmu dengan para ulama ulama Mesir yaitu : As-Syekh Al Imam Al 'Arif Billah Sayyid Muhammad bin Shaleh Al-Ja'fari (Imam Mufthi Al-Azhar Syarif, Mesir), As-Syekh Al-Alim Al-Allamah Hasanain Muhammad Makhluf (Mufti Mesir), As-Syekh Prof. Dr. Al-Imam Abdul Halim Mahmud (Rektor Al-Azhar University, Mesir), Al-'Alim Al-Allamah Syekh Muhammad Sulaiman bin Muhammad An-Namiri At-Thanthawi (Rektor University Jami'ah Muhammiyah As-Syafa Thantha).
Dan terakhir hijrah lagi ke Negeri Yaman untuk memperdalam ilmu dengan Ulama-ulama di Negeri Yaman, seperti : As-Syekh Al-Allamah Al-Faqih Yahya Al-Ahdal, Al-Arif Billah Sayyid Abu Madyan Hafidzahullah, As-Syekh Al 'Allamah Al-Faqih Abdullah bin Al-Lahidji, Al-Allamah As-Syekh Al-Muhaddits Al-Yamani Ahmad bin Yahya bin Abdul Wasyi.
Selain itu ia juga pernah mengambil ijazah dari ulama-ulama besar Negeri Sudan, yaitu : Syekh Ibrahim Ar-Rasyidi As-Sudani, Syekh Al-'Allamah Ahmad Jabarti Hafidz Jahullah.
Selain itu, ia juga pernah melalang buana kenegara-negara Isalam untuk berziarah dan mengambil ijazah ilmu, diantarany a :ke Turki, Yunan Karbala (Maqam Tubuh Sayyidina Husein RA), Tus (Maqam Imam Al-Ghazali RA), Baghdad (Maqam Nabiyullah Yunus AS dan Maqam Imam Hanafi RA), Damaskus (Maqam Nabiyullah Zakaria AS Dan Maqam Nabiyullah Yahya AS). Nawa (Maqam Imam Nawawi RA), Syam (Maqam Sitti Masyithah RA), Qaryatul Khalil (Maqam Nabiyullah Ibrahim AS), Mesir (Maqam Imam As-Syafi'i RA), Madinah (Maqam Imam Malik RA), dan juga maqam Rasulullah SAW, yang lebi h utama. China ( Maqam Sayyidina Sa’ad bin Abu Waqash RA ), Bukhara Tajakistan ( Maqam Imam Bukhari RA ) dan Lain-lain.
Setelah melawat berziarah ke berbagai negara maka ia kembali lagi ke kota Mekkah Al-Mukarramah, karena kerinduan dengan Baitil Atiq (Ka'bah), dan suasana belajar, rindunya hati dengan Rasulullah SAW Di Medinah Al Munawarrah, dan pula atas panggilan murid murid di Mekkah yang mereka mengharapkan kembali aktif mengajar mereka mereka seperti biasa
(Para Pelajar Islam Indonesia yang mengaji belajar di Makkah).
Begitulah waktu terus berjalan dan tidak terasa, akhirnya pada tahun 1986 ia kembali ke Indonesia, langsung menuju kampung halaman di Sungai Gampa Marabahan Barito Kuala, Kalimantan Selatan dan orang tuanya selalu menanti kedatangan anaknya yang tercinta yang sudah dua belas tahun menetap di Makkah Saudi Arabia..
Atas inisiatif keluarga, ia kemudian membeli rumah di Martaputra, yaitu di Jalan Pesayangan Gang Kurnia RT I / No. 1. Setelah beberapa saat menempati rumah yang baru dibeli, sambil merasakan nikmatnya baraqahnya berkumpul dengan guru guru dan ulama ulama di Martapura, pada masa ini seperti : KH. Samman Mulia Hafidz Jahullah, KH. Muhammad Zaini Ghani Hafidz Jahullah, KH. Husin Dahlan Hafidz Jahahullah, KH.M. Ramli Radhi Hafidz Jahullah, KH. Badaruddin Hafidz Jahullah, KH. M. Royani Hafidz Jahullah, Dan lain-lain.
Dalam sedang lezatnya tinggal di Martapura, maka beberapa keluarga, kawan seperguruan sekaligus gurunya KH. Muhammad Shafwan ( Guru Handil ) Handil 6 Muara Jawa sangat mengharapkan supaya ia bisa mengajar di Balikpapan khususnya, Kalimantan Timur umumnya. Maka setelah melalui istikharah dan sambil menanti saran saran serta pertimbangan dari guru yang mulia KH. M. Syarwani Abdan Bangil. Kiranya Qadar Allah SWT berlaku jua, dengan penuh rasa ikhlas pindah dari Martapura dan menetap di Balikpapan. Dengan bantuan dan dorongan istri yang setia maka dapat membeli rumah /tempat tinggal sendiri yang sederhana, di Balikpapan Timur, Balikpapan.
Pada pertengahan tahun 1987 mulai diadakan kegiatan untuk mendirkan Pondok Pesantren yang diberi nama Pondok Pesantren "Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari" Balikpapan. yang luasnya kurang 30 Ha. Yang sebelumnya terletak di Km 30, dan 6 Ha. Kemudian sebelum rampung lokasi pondok pesantren dipindahkan ke Km 19,5 Jalan Raya Balikpapan – Samarinda hingga sekarang.





KH.Mukhtar HS
Sang Kader Aspiratif Dan Sosok Pemimpin Yang Cerdas

oleh : Abu Najla A.Muslim Safwan ( Alumni Ponpes Ibnul Amin )

KH. Mukhtar HS, adalah Pengasuh II Pondok Pesantren Ibnul Amin Desa Pamangkih, Kec. Labuan Amas Selatan ( LAU ), Kab.Hulu Sungai Tengah ( HST ) Kalimantan Selatan.
Beliau Lahir didesa Mundar Kecamatan Labuan Amas Selatan Pada tahun 1942, merupakan putra pertama dari empat bersaudara pasangan H. Salman dan Hj. Andaluh.
Pendidikan dasar beliau mulai di Sekolah Rakyat ( SR ) didesa Mundar dan tamat pada tahun 1956 yang selanjutnya diteruskan ke Sekolah Menengah Islam Hidayatullah ( SMIH ) Martapura. Setelah itu beliau belajar di Sekolah Diniyyah Islamiyyah Barabai hingga tahun 1958. Sejak tahun 1958 itulah selanjutnya mengikuti pendidikan di Pondok Pesantren Ibnul Amin dibawah pengajaran dan pembinaan langsung oleh pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren, KH. Mahfudz Amin. Beliau termasuk santri angkatan pertama dan tercatat sebagai pendaftar ke tiga dari sembilan santri pertama pesantren ini.
Setelah belajar sekitar 9 bulan dipondok, beliau telah dipercaya untuk menjadi guru sekaligus orang kepercayaan al-Marhum KH. Mahfudz Amin. Beliau dididik secara khusus dan intensif sehingga kitab seyogyanya dipelajari selama 6 bulan dapat ditamatkan dalam masa 15 hari saja, disamping tetap mengikuti pelajaran bersama santri lainnya.
Sejak awal, Al-Marhum KH. Mahfudz Amin telah memberikan perhatian khusus kepada beliau sebagai kader penerus perjuangan pembangunan dan pengembangan Pondok Pesantren untuk menghadapi kemajuan agama dalam proses Taqarub Ilallah dengan jalan pengkajian ilmu-ilmu-Nya.
Tahun 1975 beliau berkesempatan menunaikan Rukun Islam kelima sekaligus menimba ilmu di tempat awal turunnya Syari'at Islam. Bersama dengan penuntut ilmu lainnya dari berbagai daerah di Halaqah Masjidil Haram Makkah Al- Mukarramah guna memperdalam ilmu Hadist serta mendatangi guru-guru secara khusus di rumah-rumah hingga memperoleh ijazah-ijazah kitab hingga tahun 1976. Satu dari sekian banyak guru beliau diantaranya adalah Syekh Ismail Zein Al-Yamani. Beliau kembali dapat berkunjung ketanah suci pada tahun 1982, 1985 dan tahun 2000. selama di Saudi Arabia, selain menuntut ilmu, beliau juga berupaya untuk menempatkan alumni santri pesantren Ibnul Amin agar bias diterima bersama para pelajar lainnya yang datang dari seluruh penjuru dunia.
Tahun 1968-1969 beliu diutus oleh Al-Marhum KH. Mahfudz Amin Pendiri Pondok untuk memperdalam ilmu Hadist dan tafsir di Martapura dengan seorang Ulama terkemuka KH. Anang Sya'rani. Dengan berbekal pengalaman itulah yang merupakan modal untuk dikembangkan kepada para santri yang tidak hanya berasal dari daerah sekitar tapi juga dari luar daerah bahkan dari negeri tetangga, Malaysia dengan latar belakang pendidikan yang berbeda pula, dari TK hingga Sarjana. Sejak tahun 1976 beliau dipercaya untuk memegang tanggung jawab di Pesantren Putra yang sepeninggal almarhum KH. Mahfudz Amin selanjutnya memegang penuh kendali kepemimpinan pesantren baik putra maupun putri.
Beberapa inisiasi yang sekarang sudah terealisir dalam rangka pengembangan Pondok Pesantren Ibnul Amin yang sesuai dengan perkembangan zaman adalah dengan menyempurnakan kalender pendidikan di pondok. Sebelumnya tradisi liburan pondok adalah sepekan sekali, kemudian dua pekan sekali, lalu sebulan sekali dan sekarang menjadi dua kali dalam setahun (Ramadhan dan Idul Adha). Hal ini dilakukan dalam rangka efisiensi waktu sehinga santri lebih berkonsentrasi dalam belajar disamping sebagai upaya minimalisasi dari aktifitas diluar pondok selama liburan 3 hari perbulan tersebut selain itu di kembangkan pula upaya peningkatan amaliyyah para santri dalam proses penempaan mental sipiritual termasuk mengkondisikan komplek pondok yang bebes rokok disamping pertimbangan kesehatan, moral dan ekonomis. Saat ini sedang dirancang pula kegiatan belajar asistensi dimana seorang santri senior menangani 13 orang santri dibawahnya untuk dibekali dengan 'rempah-rempah' yang kelak dapat dikonsumsi dengan nyaman apabila mereka telah terjun ketengah masyarakat. Jadi untuk menghafal do'a-doa pendek, tahsinut tilawah dan bekal-bekal ringan lainnya cukup ditangani oleh santri senior ini disamping progam pelajaran yang dipandu oleh guru. Hal ini juga mengandung nilai positif bagi santri senior tersebut sebagai sarana pelatihan awal dan praktek sederhana mengenai apa yang telah mereka peroleh selama ini. Saat ini telah dilaksanakan pula progam bahasa Arab dan bahasa Inggris (dimulai pada tanggal 17 Agustus 1999) sebagai perwujudan dari keinginan dan cita-cita almarhum KH.Mahfudz Amin pendiri pondok ini.
Untuk mengusir kejenuhan dan kepenatan otak maka saat ini diadakan pula kegiatan olah raga seprti bola voli, tennis meja dan selanjutnya akan dikembangkan olah raga sepak bola dan bola basket. Dalam rangka mengembangkan pola kemitraan dan keterbukaan maka pihak pengasuh pun siap menerima berbagai usulan positif dari santri sepanjang itu dilakukan untuk kemajuan pondok. Hal itu dapat dilihat dengan adanya latihan pidato, Koran dinding, karnaval tahunan (menyambut uthlah sanawiyah), pembacaan maulid al Habsyi, Jum'at bersih, pelatihan pelaksanaan fardhu khifayah, pelatihan manajemen organisasi dan sebagainya.
Disamping menjalankan tugas pokok memimpin pesantren beliau juga aktif mengikuti kegiatan-kegiatan kemasyarakatan dan da' wah melalui majelis ta' lim, memberikan advis yang berhubungan dngan berbagai masalah yang berkembang ditengah-tengah masyarakat selain tetap membina dan mengembangkan hubungan baik dengan semua pihak baik lembaga swasta maupun pemerintah dengan tetap memegang prinsip independensi. Secara moral mendukung berbagai aktifitas organisasi keagamaan dan kemasyarakatan namun secara kelembagaan tetap dalam posisi yang netral.
Dikalangan santrinya beliau dikenal aspiratif dan sosok pemimpin yang cerdas serta sabar. Sulit mencari kata-kata beliau yang membuat orang lain tersinggung. Beliau tetap konsekwen dengn ide-idenya dengan tetap mendengar pendapat orang lain, dinamis dan mampu menyesuaikan diri dengan setiap level pergaulan disamping tidak ingin membebani orang lain.
Satu dari sekian ide monumental beliau yang kini sedang direalisasikan adalah pengembangan agrobisnis sebagai kontributor yang signifikan bagi pendanaan operasional pesantren.
Banyak sudah yang beliau lakukan, tapi masih banyak lagi yang ingin beliau kerjakan dalam hal memajukan Islam melalui Pondok yang beliau Pimpin. Semoga Allah panjangkan umur beliau dan tetap tegar dalam menghadapi berbagai tantangan zaman.


KH. Muhammad Syukri Unus
Ahli Nahwu dari Antasan Senor

Dia ulama yang memiliki ribuan Jama'ah. Ilmu tata bahasa (nahwu)yang dimilikinya menjadikan tuan guru majelis taklim di bawah jembatan Antasan Senor ini sebagai seorang penulis manaqib,
khususnya tokoh Tasawuf terkenal.

BISINGNYA deru kendaraan di j alan raya yang menghubungkan Martapura dan Hulu Sungai tidak mempengaruhi minat jamaah hadir ke pengajian Sabilal Anwar yang terletak di samping kiri Jembatan Antasan Senor. Dari majelis itulah lahir beberapa nama ulama yang tersebar di berbagai pelosok. Tapi sosok guru bersahaja dan cerdas itu kini banyak melakukan kegiatan di rumah setelah sempat sakit. Ia juga dipandang sebagai ahli tata bahasa (Gramatika Nahwu) yang banyak menyusun berbagai kitab.
K.H. M. Syukeri di lahirkan pada hari Senin tanggal 05 Oktober 1948 M bertepatan dengan 1 Zulhijjah 1367 H di desa Harus, Sungai Malang, Amuntai Tengah (HSU) dari seorang Bapak yang bernama Unus Bin Ali Bin Abd Rasyid dan ibu yang bernama Hj. Mascinta Bin Sa'ad Bin Abd Rasyid.
Beliau di lahirkan di kalangan keluarga yang taat beragama, sehingga sejak kecil beliau sudah di didik secara Agamis dan mencintai pada Ilmu Pengetahuan Agama, dan mencintai Ulama. Karena kecintaan orang tuanya ( Unus ) kepada ulama maka KH.M Syukeri Unus selalu di bawa oleh bapaknya untuk berkenalan dan silaturrahmi dengan ulama sehingga pada suatu ketika ada diantara ulama yang mengatakan kepada orang tuanya, anak ini kelak akan menjadi orang yang bermanfaal dan babarakat di kemudian hari berkat kecintaan orang tuanya kepada ulama, dan do'a ibunya yang mendambakan anaknya menjadi ulama dan anak yang shaleh serta berguna bagi Agama Bangsa dan Negara. Akhirnya anak yang tercinta ini pun lahir sebagai ulama seperti yang di kenal saat ini. Berlakulah Sabda Nabi SAW : yang Artinya: "Seseorang atas siapa yang ia cintai " siapa yang mencintai ulama pastilah anaknya atau cucunya kelak di jadikan ALLAH SWT menjadi ulama.
Ulama sederhana ini menghabiskan masa kecilnya di Amuntai di bawah bimbingan orang tuanya Unus dan Mascinta. Beliau bersekolah di SD (1954 1960) dan SMP (1960 1963). Sejak kecil ia belajar membaca Al-Qur'an kepada Pamannya sendiri yaitu M. Qadri bin Ali bin Abdurrasyid. Ia juga belajar Ilmu Tauhid kepada Tuan Guru H.M. Mansyur, serta selalu membaca kitab-kitab Agama Islam secara otodidak dengan langsung menghapalkannya.
Wafatnya sang ayah Unus merupakan pengalaman spiritual yang tak terlupakan bagi beliau. Dan setelah itu tahun 1963 M beliau memutuskan untuk merantau ke Kota Intan Martapura guna mendalami ilmu agama di Pondok Pesantren Darussalam.
" Saya memutuskan mendalami ilmu Agama setelah ayah saya meninggal " Cerita Guru Syukri.
Sebagai pemuda beliau tergolong cerdas dibuktikan dengan selalu Juara satu dikelas sejak SD, SMP, hingga beliau meneruskan sekolah di Pondok Pesantren Darussalam.

Ketika ia masih tinggal di Amuntai yaitu dari tahun 1958 – 1963 ia banyak menghadiri Majelis ta'lim yang diasuh oleh beberapa ulama terkenal disana diantaranya, KH. Abdul Hamid ( Guru Tuha Haji Tarus ), KH.M. Suberi, K. Umar Baki, KH. Abd. Muthalib, KH. Mansur, KH. Asy'ari, KH. Hasan, KH. Abdul Wahab Sya'rani, KH. M. Imberan ( Bung Tomo ).
Sebelum ia nyantri di Pondok Pesantren Darussalam ia belajar dengan temannya yaitu Saudara Umar Hamdan secara Privat ( Khusus Sendiri ).
Tahun 1963 -1964 ia belajar kepada K.Gusti Imansyah ( Guru Murad ) beliau adalah guru pertamanya sejak nyantri di Pondok Pesantren Darussalam. Tahun 1964 – 1965 ia berguru kepada KH.M. Rofi'I Ahmad, beliau adalah guru yang disiplin dan ahli dalam ilmu Nahwu dan Shoraf. Tahun 1965-1976 ia juga berguru kepada KH.M. Husein Dahlan. Tahun 1966 -1967 ia berguru kepada muhaditsin Kalimantan yakni KH. Anang Sya'rani Arief . tahun 1967 – 1968 ia berguru kepada KH.M. Ramli. Tahun 1967 -1968 ia berguru kepada KH. Husein Qadri. Tahun 1968 -1969 ia berguru kepada KH.Abd. Syukur.
Selain berguru kepada para Ulama yang mengajar dipondok Pesantren Darussalam ia juga selalu menghadiri majelis ta'lim dikampung-kampung. Tercatat ia juga berguru kepada KH. Abd. Qadir Hasan, KH. M. Zaini Abd. Ghani, KH. Badruddin, KH. Salim Ma'ruf, KH. A. Royani, KH. Nasrun Thahir, KH. Syarwani Abdan.
Ia belajar kepada KH.Syarwani Abdan atas restu dan perintah dari KH. M. Zaini Abd. Ghani. Kh.M. Syukri pergi ke kpta Bangil yang pertama kali tahun 1981 bertepatan dengan bulan Ramadhan 1401. kemudian tahun 1984 M atau 1404 pada akhir Sya'ban ia kembali lagi ke kota Bangil untuk mengambil berbagai ijazah berbagai ilmu pengetahuan.
KH. M.Syukri adalah seorang yang senang berkunjung kepada para Ulama guna mengambil berkah dan ijazah ilmu, diantaranya ia pernah bersilaturrahmi kepada K. Abdullah Katum ( Wali Katum ) di Tebu Darat Pantai Hambawang Hulu Sungai Tengah, KH. Ahmad Mugeni ( Ayah Negara ) yang berdomisili di Kota Barabai HST, KH. Abd. Rahman di kampung Kopi Barabai, KH. Luqman Kampung Tanta Kelua, KH. M. Ramli Bitin Danau Panggang, KH. Abdul Wahab bin H. Abdurrahaman bin Tuan Lusuk di Anjir Kapuas, KH. Mahfudz Amin Pamangkih, KH. M. Tarmudzi Badruddin Lombok, NTB, KH. Abdullah Faqih Langitan Tuban Jawa Timur, KH. Drs. A. Wahid Zaini SH.
KH.M. Syukri juga mengunjungi dan mengambil Ijazah Sanad Ilmu dan berkah kepada para Masyayikh dan para Habaib, diantaranya Kepada Syikhul Ulama Syeikh Muhammad Hasan Masyath, Syeikh Muhammad Yasin Al-Fadani, Syeikh Ismail Zein Al-Yamani, Syeikh Habib Muhammad bin Alwi Al-Maliki Al-Hasani, Habib Hamid Al-Kaff, Syeikh Zein Baweaan al-Hafiz, Syeikh Abd. Karim Al-Banjari Makkah, Syeikh Habib Salim bin Abdullah Asy-Syatiri, Habib Muhammad bin Ibrahim Al-Ahdal, Makkah, Habib Abu Bakar bin Salim Al-Habsyie ( Basirih ), Habi Ja'far Basirih, Habib Zein bin Muhammad Al-Habsyie ( Martapura ), Habib Husein Al-Hamid ( Berani Kulon ), Habib Anis bin Ali Al-Habsyie ( Solo ), Habib Muhammad Al-Ba'bud ( Lawang Malang ), Habib Umar Al-Athas ( Jakarta ), Habib Abu Bakar bin Hasan Al-Attas, Habib Idrus Al-Habsyie ( Ampel, Surabaya ), Habib Muhammad bin Husein Al-Hamid ( Seiwun Hadramaut ), Habib Ali bin Muhsin Al-Hamid ( Seiwon Hadramau t ), Habib Muhammad bin Salim bin Aqil ( Surabaya ), Habib Ali Bahsyiem ( Air Putih Samarinda ), Habib Husein bib Hasan Alaydrus ( Solo ) , Habib Muhammad Zein Al-Kaff ( Gresik ), Habib Syeikh As-Seggaf ( Surabaya ) dan Habib Abdullah bin Ja'far Al-Jufri ( paiton , Jawa Timur ).
Senin tanggal 10 7 1978 KH.M. Syukeri menikahi Hj Ramlah sepupu dari Tuan Guru KH.M.Zaini Ghani putri dari pasangan H. Asy'ari dan Hj. Siti Zaleha(saudara Kandung Ayah Guri Ijai red). Pernikahan tersebut berlangsung di rumah mertuanya di Gg. Kurnia Pasayangan Martapura dihadiri pula oleh KH Badruddin dan KH.M. Zaini Ghani. Setelah menikah iapun pindah ke rumah mertuanya.
Bersama istrinya ia dikaruniai tiga anak yaitu M. Noor, Habibah, dan Laila Badriyyah, la menghidupi keluarganya dari hasil sewa asrama milik saudaranya dan penjualan kitab kitab karangannya yang banyak dijadikan panduan berbagai pesantren di Kalsel.
Dalam bidang Da'wah beliau memilika prinsip yang berpegang pada hadist Rasulullah SAW, yang artinya "Sebaik baik kamu adalah orang yang belajar AI Qur'an dan yang mengajarkannya".
Walaupun beliau sekarang bermukim dan mengajar serta membuka majelis Talim di Martapura. Sebagai putra kelahiran Amuntai beliau tak pernah melupakan tanah kelahirannya, selain banyak akrab dengan ulama di Amuntai beliau juga kerap mengadakan pengajian di Amuntai. Sambutan jama'ah yang ada di Amuntai pun sangat luar biasa kepada beliau.
KH.M. Syukri juga adalah seorang Ulama yang selalu berkarya dianatara Karya tulisnya adalah, Is'afut Thalibin ( Nahwu ), Is'aful Haid ( Faraid ), Miftahul Ilmi ( Mantiq ), Is'aful Murid ( Balaghah ), Dalilul Wadihah ( Balaghah ), Dalilul Murid ( Tauhid ), Ta'liqu Isyaratil Maqal ( Saraf ) Dalilut Thalibin ( Ushul Hadist ), Taudihul Masalik ( Nahwu ), Asrarus Saum ( Masalah Puasa ), Risalah Rahasia Haji dan umrah , Irsyadul Aulad ( Akhlaq ).
Ia juga menulis buku-buku Manaqib diantaranya, Manaqib Syyidatina Khadijah, Nubzah Karamat Siti Khadijah, Terjemah Imam Syafi'I, Nubzah Manaqib Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani, Manaqib Imam Rabbani Sayyid Ahmad Al-Badawi, Manaqib Imam Rabbani Sayyid Ahmad Rifai'I, Manaqib Imam Abul Hasan Asy-Syadzili, Manaqib Ahmad bin Idris Al-Idrisi, Manaqib Imam Rabbani Syeikh Ibrahim ad-Dasuqi,Terjemah syeikh Muhammad bin Said Al-busyari, Terjemah Syeikh Muhammad bin Sulaiman Al-Jazuli Dan lain sebagainya.
Keberhasilan seorang Ulama bukan saja di pandang dari sudut ilmu pengetahuan yang dimilikinya, akan tetapi juga sangat ditentukan pula pada kemampuan Ulam itu sendiri untuk melahirkan figure generasi pengganti dikemudian hari.
Diantara para kader yang sempat menimba ilmu kepadanya yang sekarang ini telah menjadi ulama besar dan mempunyai pondok pesantren dan Majelis ta'lim yang tersebar diman-mana adalah :, KH. Ahmad Bakri ( Gambut ), KH. Hafidz Anshari ( Banjarmasin ), KH. Ahmad Fahmi Zam-zam ( Kedah , Malaysia ), KH. Suriani. Lc. ( Amuntai ), KH. Ibrahim Aini ( Rantau ), Alm. KH. M. Sya'rani Zuhri (Jakarta ),KH. Bahran Jamil ( Barabai ), KH.M. bakhit ( Barabai ), KH. M. Sya'rani ( Samarinda ), dan lain-lain.
Dalam bidang Pendidikan Agama KH.M. Syukri Unus banyak menekuni ilmu alat atau ilmu tata bahasa ( Nahwu / Gramatika ) yang menurutnya sangat berguna untuk mempelajari kitab cabang pelajaran lain.
Demikianlah sekelumit Propil dari KH. M. Syukri Unus yang kami sadur dari buku " Biografi Singkat KH.M. Syukri Unus yang disusun oleh Ustadz Gusti Wardiansyah " *** Abu Najla A.Muslim Safwan ***

3 komentar:

  1. Mantap Akhi Lanjutkan cerita ulama2 Kalimantan,khususnya Untuk wilayah Samboja Dan Muara Jawa.
    Maulana Habib : Samboja

    BalasHapus
  2. Akhi saya Copas kamu punya cerita,biar kapan2 dapat dibaca,Klo ga salah kamu Satu Ponpes kan dgn keluarga saya H.Syuqran di Samarinda,dia sih yang cerita....saya biasa kok ikut Majelis Abah Guru Safwan di Handil 6 dan saya pun ikut menghadiri Pemaqaman beliau dimana Talqin beliau dibawakan langsung Abuya Syarwani....Moga2 kita bisa duduk dalam satu majelis nantinya...,saya juga ada majelis Biasa bareng dgn Muhammad Parfum,Inas,Usman,Abd.Latief,,Jusaini, Akhyar dll.Saya Tinggal Gn.Pasir Samboja...Tanya aja...Hasbi Parfum...Salam Kenal Akhi.

    BalasHapus
  3. Alhamdulillah dapat membaca profil dari guru kita Prof DR K.H Syarwani Zuhri, semoga menambah kecintaan kita kepada ulama..
    salam kenal
    nanang handil 7

    BalasHapus